SURAT-SURAT PAULUS
SURAT-SURAT PAULUS
1.
Surat 1 Tesalonika
Tesalonika adalah sebuah kota
pelaubuhan besar yang dibangun oleh Kasaandros, seorang jendral dari Alexander
Agung pada tahun 315 SM, di pantai Timur Yunani. Tesalonika tidak hanya
merupakan kota pelabuhan yang ramai dan menjadi pangkalan armada romawi, tetapi
juga terletak di jalan yang menghubungkan Roma dengan bagian timur kekaisaran
Romawi itu. Dalam Kisah Para Rasul dijelaskan bahwa rasul Paulus memasuki kota
Tesalonika melalui Filipi (Kisah Para Rasul 16:1-40), kemudian ke Tesalonika
(Kisah Para Rasul 17:1-9). Surat 1 Tesalonika ditulis sekitar tahun 50/51 M di
Korintus dalam pemberitaan Injil yang kedua. Jemaat Tesalonika didirikan oleh
Paulus di kalangan orang-orang bukan Yahudi
(1 Tesalonika 1:9), jemaat di Tesalonika mengalami penganiayaan dari
orang-orang Yahudi dan juga dari orang
Yunani, mereka dianiaya karena iman mereka kepada Tuhan. Jemaat Tesalonika juga ada yang mengalami
kegoncangan iman dan juga masih ada yang belum meninggalkan kekafirannya.
Pokok-pokok teologis yang terdapat
dalam Surat ini adalah: (a) mempertahankan iman di tengah penderitaan; (b)
lebih sungguh-sungguh dalam mengasihi; (c) setia menantikan kedatangan Yesus
yang kedua kali.
2.
Surat 1 Korintus
Kota Korintus merupakan kota
pelabuhan yang menghubungkan Yunani Utara dan Yunani Selatan. Surat Paulus ini
ditulis oleh Rasul Paulus ketika dia berada di Efesus (1 Korintus 16:8),
sekitar tahun 55 M. Ketika Rasul Paulus sedang bersama dengan jemaat orang
Korintus mereka sangat bersemangat dan sangat terbuka kepada Injil yang
diberitakan oleh Paulus, tetapi jemaat di Korintus sangat rewel karena mereka
mudah terpengaruh dengan hal-hal yang baru. Dalam 1 Korintus 11:2-14:40, ada
beberapa persoalan yang dihadapi oleh jemaat Korintus, antara lain: (a)
mengenai cara berpakaian para perempuan yang sudah menikah dalam pertemuaan
jemaat; (b) mengenai perjamuan kudus; (c) mengenai karunia-karunia Roh (1
Korintus 12:1-31; 14:1-40). Pokok-pokok teologis yang terdapat dalam Surat ini
adalah: jemaat harus menjadi satu persekutuan sebagaimana hanya ada satu Tuhan; hiduplah kudus sebagai
tubuh Kristus; kebangkitan orang mati.
3.
Surat 2 Korintus
Surat 2 Korintus di tulis sekitar
tahun 55 Masehi di Makedonia. Paulus mendapat kecaman dari musuh-musuhnya yang
menganggap dia sebagai rasul palsu dan beranggapan bahwa Injil yang
disampaikannya juga bukan Injil sejati (2 Korintus 2:6; 10:20), musuh-musuh
Paulus ini diperkirakan berasal dari latar belakang apologet Yahudi-Hellenis,
suatu cabang dari gerakan hikmat Yahudi. Pokok-pokok teologis yang ada dalam
Surat 2 Korintus adalah: penghiburan di tengan penderitaan; hidup ditengah
kesedihan; hidup ditengah ancaman kematian; membantu yang miskin sebagi wujud
kasih Allah.
4.
Surat Galatia
Surat Galatia ditujukan kepada
jemaat-jemaat di Galatia (Galatia 1:2). Penulis Surat Galatia adalah Rasul Paulus, ia menulis suratnya ini
sekitar tahun 54-55 Masehi. Jemaat di Galatia belum sepenuhnya berbalik kepada
Tuhan masih banyak diantara mereka yang belum percaya kepada Yesus dan banyak
guru-guru palsu yang bermunculan, sehingga Rasul Paulus berusaha menasehat
jemaat itu supaya tetap mempertahankan iman mereka kepada Yesus. Pokok-pokok
teologis dalam Surat Galatia adalah: Injil yang Paulus beritakan; Iman atau
tradisi Hukum Taurat?; Baptisan sebagai perubahan status.
5.
Surat Filipi
Filipi adalah sebuah kota kecil yang
dulunya bernama Krenides. Kota ini penuh dengan penyembahan berhala, dimana
mereka mempercayai dewa-dewi Romawi, antara lain Yupiter, Mercurius, Mars,
Yuno, dan Minerva. Filipi adalah kota pertama yang Paulus singgahi di Eropa.
Anggota jemaat di Filipi relatif makmur. Mereka suka membantu saudara-saudara
seiman yang miskin, bahkan mereka juga sangat banyak membantu Rasul Paulus
ketika ia dalam penjara. Pokok-pokok
Teologi yang ada dalam Surat Filipi adalah bersukacitalah di tengah penderitaan
karena kemajuan Pemberita Injil, ancaman
perpecahan dalam persekutuan jemaat, ancaman ajaran sesat terhadap jemaat.
6.
Surat Filemon
Surat Filemon ditulis untuk menjamin
keamanan, perdamaian, dan penerimaan kembali Onesimus oleh tuannya. Paulus
berjanji bahwa ia akan mengganti kerugian yang telah dialami selama Onesimus
tinggal di rumah Filemon. Pokok-pokok teologis yang terdapat dalam Surat
Filemon adalahkasih melampaui semua batas status sosial (sikap seorang Kristen
dalam hubungannya dengan semua orang oercaya dengan Tuhan); semua orang percaya
kepada Kristus adalah saudara (rasul Paulus mengatakan bahwa semua orang
percaya kepada Kristus adalah saudara, baik itu orang merdeka maupun seorang
hamba).
7.
Surat Roma
Kota Roma adalah pusat kekaisaran
Romawi, penduduk kota ini sangat banyak yaitu empat juga orang. Kota Roma
sangat cepat untuk menerima komunikasi sehingga sangat mungkin untuk dikunjungi
oleh siapapun, hal ini juga memungkin mereka dapat menerima pemberitaan Injil
yang dibawa orang-orang Kristen yang datang ke Roma. Jemaat Roma mendapat
banyak tekanan, tidak hanya dari pihak Yahudi tetapi juga dari orang-orang
Roma. Pokok-pokok teologis dalam Surat Roma adalah: Injil sebagai kekuatan
Allah yang menyelamatkan (1:1-17),
Injil adalah bagian dari rencana Allah, Injil adalah representasidari kuasa
Allah yang menyelamatkan dimana tindakan penyelamatan Allah itu terjadi di
dalam Injil dan tujuannya untuk menyelamatkan semua orang; kutuk dan
pembenaran, Paulus menulis dalam Suratnya bahwa setiap orang yang berbuat
dosa berada di bawah murka Allah namun melalui karunia Allah mereka dibenarkan
dengan cara mereka beriman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka
(kasih karunia itu diberikan dengan cuma-Cuma); hidup di dalam pengharapan, pengaharapan
menekankan usaha orang beriman di tengah penderitaan, ketika orang percaya
mampu bertahan dalam penderitaan itu maka mereka akan mengalami kemulian yang
dari pada Allah; Allah tetap setia kepada Israel sebagai umat pilihan-Nya;
gereja sebagai tubuh Kristus hendaknya mengayomi semua orang (12:1-15:23), semua
umat Tuhan harus saling mengasihi dan menerima satu dengan yang lain sebagai
anggota keluarga umat Allah.
8.
Surat Kolose
Surat Kolose ditulis oleh Paulus,
namuan jemaat ini tidak didirikan olehnya sehingga mereka tidak mengenal Paulus
secara pribadi (Kol 2:1 bdk1:4). Persoalan yang ada dalam jemaat ini adalah
masuknya sekelompok “guru-guru palsu” yang menyusup ke dalam jemaat dan
menyebarkan ajaran sesat yang mengancam iman jemaat. Pokok-pokok teologis dalam
Surat Kolose adalah: keunggulan Kristus atas segala penguasa dan kuasa dalam
alam semesta; Kristus adalah kepala Gereja, sulung kebangkitan dan pendamai;
Gereja sebagai Tubuh Kristus; Kristus adalah pemenuh maksud Allah dalam
sejarah; Gereja sebagai Tubuh Kristus; Kristus adalah pemenuh maksud Allah
dalam sejarah; Kristus telah menaklukkan dan menyelamatkan dari kuasa.
9.
Surat Efesus
Kota Efesus pada masa Perjanjian Baru
adalah ibu kota Propinsi Asia Depan. Kota ini sangat penting bagi Paulus dalam
pekerjaan pemberitaan Injil. Surat Efesus ini ditulis untuk mendorong mayoritas
orang Kristen Yunani untuk menerima minoritas orang Yahudi dalam persekutuan
gereja dan memelihara hubungannya dengan tradisi-tradisi Israel; Paulus juga
ingin memperbaiki pengaruh hidup bebas dari lingkungan aliran gnostik atau
agama-agama misteri pada masa itu. pokok-poko teologis yang adalah dalam Surat
Efesus adalah: Gereja yang Esa, gereja yang esa itu dilukiskan sebagai
tubuh Kristus, gereja digambarkan sebagai satu bagunan atau lebih tepat sebagai
Bait Allah, gereja juga digambarkan sebagai pengantin perempuan. Kristus adalah
pemersatu gerja itu. Kesatuan Yahudi dan Non-Yahudi sebagai umat baru oleh
Kristus, Paulus mengucap syukur karena Allah mempersatukan segala sesuatu di
dunia. Gereja masih terus berjuang, dalam hal ini gereja harus memakai
seluruh perlengkapan senjata Allah, yaitu perisai iman, ketopong keselamtan,
dan pedang Roh (firman Allah).
10.
Surat 2 Tesalonika
Surat ini ditulis oleh Rasul Paulus di
Korintus sekitar tahun 52 Masehi. Paulus menyatakan bahwa kedatangan Tuhan
belum segera tiba, supaya jemaat tidak disesatkan dengan pemberitaan-pemberitaan
palsu karena saat itu guru palsu menyatakan bahwa kedatangan Kristus telah tiba
sehingga membuat jemaat bingung dan adanya ketidakpastian dalam gereja. Diantara
jemaat juga ada yang tidak mau bekerja sehingga Paulus menasihati mereka untuk
menjauhkan diri dari orang-orang itu. Pokok-pokok teologis yang terdapat dalam
Surat 2 Tesalonika adalah: tabah di tengah penderitaan, menghadapi ajaran
sesat tentang parousi, berdoa dan bekerja (ora et labora).
11.
Surat 1, 2 Timotius dan Titus
Surat 1, 2 Timotius dan Titus
dialamatkan kepada dua orang teman sekerja Paulus yang menemani dia dalam tugas
pemberitaan Injil. Timotius menjadi Kristen karena pemberitaan Injil yang
dilakukan Paulus di Listra (Kis 16:1 bdk 1 Kor 4:17). Paulus sangat menghargai
Paulus sebagai anak yang kekasih dan setia. Sedangkan Titus adalah seorang
non-Yahudi yang menjadi Kristen dan beragabung dalam rombongan Paulus sebagai
teman sekerjanya. Surat-surat ini mengandung nasihat-nasihat bagi mereka yang
memegang jabatan sebagai gembala dan aturan-aturan mengenai organisasi gereja. Jemaat yang ada saat itu sedang mengalami
ancaman karena masuknya para pengajar sesat yang sangat bertentangan dengan
ajaran Paulus. Oleh sebab itu Paulus menulis surat ini supaya Timotius, Titus dan jemaat yang ia layani tetap berpegang
teguh pada pengajaran yang benar.
Pokok-pokok teologis yang ada dalam
surat-surat ini adalah, Allah sebagai satu-satunya Tuhan atas alam semesta; Allah
adalah satu-satunya Allah yang Esa, Allah yang berdaulat atas segala ciptaan.
Allah juga ingin semua orang diselamatkan dan datang kepada kebenaran (1
Timotius 2:4; 4:10). Allah sebagai penyelamat, karya penyelamatan Allah
dilaukan di dalam Kristus, Ia adalah juru selamat bagi semua orang (yang
percaya kepada-Nya). Kristus menjadi pengantara antara Allah dan manusia,
sehingga manusia bisa menjalin relasi lagi dengan Tuhan. Injil dan Misi, Injil
adalah sesuatu hal yang Allah percayakan kepada Paulus dan oleh Paulus kepada
Timotius dan juga Titus. Kepercayaan yang diberikan kepada Paulus, Timotius dan
Titus ini menjadi jalan penyebaran Injil kepada bangsa-bangsa lain, supaya
semua orang dapat percaya dan datang untuk menyembah kepada Allah. Penataan
pelayanan dalam gereja, hal ini menjadi penekanan penting dalam surat-surat
Pastoral karena ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi pengajar-pengajar sesat
yang menyebar dalam jemaat. Paulus memberikan perintah kepada Timotius untuk
mengatur ketertiban di dalam gereja ketika mereka bersekutu bersama. Paulus
juga ingin supaya pemimpin jemaat memiliki sikap yang baik sehingga dapat
menjadi teladan bagi jemaat. Memberikan keteladanan dalam pelayan, Paulus menasehati Timotius dan Titus
supaya bisa menjadi teladan bagi jemaat yang mereka pimpin dan juga mengajarkan
ajaran yang sehat. Mereka tidak boleh malu untuk memberitakan Injil, mereka
harus tetap setiap dalam memberitakan Injil walaupun mengahadapi penderitaan
sebagaimana halnya yang dilakukan oleh Rasul Paulus.
Posting Komentar untuk "SURAT-SURAT PAULUS "