TEORI DAN IMPLEMENTASI MISI
Misiologi adalah suatu
cabang ilmu yang menegaskan bahwa misi adalah misi Allah yang Esa, yaitu Allah
Tritunggal, dimana Allah menyelamatkan manusia berdosa di seluruh dunia. Allah
adalah sumber, inisiator, dinamisator, pelaksana dan penggenapan dari misi-Nya.
Dari hal ini jelaslah bahwa landasan misi Allah ini beranjak dari hati-Nya dan
Ia sendiri yang melakukan misi-Nya.
Ada beberapa istilah
yang berhubungan dengan misi, yaitu:
-
Missio Ecclesiae: pengutusan
Gereja
-
Missio Apostolorum:
pengutusan para rasul
- Missio Christi: pengutusan
Kristus “Kristus mengutus murid-murid-Nya, Allah mengutus Kristus (Yohanes
20:21)
- Missio Dei: keseluruhan
pekerjaan Allah dalam menyelamatkan dunia yang dimulai dari bangsa Israel hinga
pada akhirnya semua orang yang percaya.
Dalam melakukan misi
harus memiliki motivasi yang baik dimana segala sesuatunya bergantung pada
tujuan Allah yaitu untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Dalam melakukan
misi, maka harus dilakukan pekabaran Injil karena pemberitaan Injil adalah yang
paling utama dalam aktivitas pelayanan misi.
Dalam pergerakan misi
sepanjang abad-abad yang lampau Roh Kuduslah yang berperan aktif sehingga
mereka mampu melewati setiap tantangan dan aniaya yang terjadi dalam setiap
pelayanan mereka. Dalam hal ini juga sangat jelas karya Allah dalam menolong
setiap orang-orang yang sungguh-sungguh melakukan tugas-Nya sehingga Injil semakin
berkembang dan semakin tersebar ke
banyak daerah.
Penginjilan mulai
berkembang dari Perjanjian Lama yang kemudian berkembang nyata dan jelas dalam
Perjanjian Baru. Misi Alkitabiah diawali dari Allah, beranjak dari Allah,
dilaksanakan oleh Allah serta kembali kepada Allah. Dalam Perjanjian Baru (Matius 28:19-20) jelas
bahwa Yesus memberikan Amanat Agung kepada murid-murid-Nya dan amant ini juga
harus dilakukan setiap orang yang percaya kepada Yesus (setiap orang percaya
adalag murid-murid Yesus).
Dalam Perjanjian Baru
sangat jelas bahwa Yesus adalah teladan dalam melaksanakan misi Allah. Yesus adalah seorang misioner yang
benar-benar “profesional” sebagai utusan misi, dimana sepenuh hidup-Nya adalah
untuk melaksanakan misi Allah sampai Ia mati di kayu salib (Markus 10:45).
Inti Amanat Agung dalam
Injil Matius adalah Misi pemuridan (matetes) ada dua metode yang dilakukan oleh Matius
dalam misi (keruso = bersaksi; didasko: mengajar) dengan cara: Melaksanakan
ajaran-ajaran Kristus. Memiliki komitmen pada perintah Allah keadilan, kasih
dan ketaatan pada seluruh kehendak Allah (Matius 5-7). Panggilan Allah dalam
melakukan perintah mengasihi adalah dasar satu-satunya bagi keterlobatan Gereja
untuk melaksanakan Amanat Agung
Inti Amanat Agung dalam
Injil Markus adalah: Misi percaya dan pertobatan: yaitu sikap dasar dan prasyarat untuk
memperoleh keselamatan (Markus 6:12; 16:16 bdk Markus 1:15 b). Inti Amanat Agung dalam Injil Lukas adalah
misi kesaksian iman dimana sasaran utama dan pertama Pengabaran Injil:
Yahudi; Memperlihatkan peratalian (kontinuitas) antara bangsa Israel dengan
gereja; Penekan Lukas dalam misi: Pertobatan dan pengampunan dosa. Inti Amanat
Agung dalam Injil Yohanes adalah Misi pengutusan: Yesus: yang diutus
untuk mengerjakan pekrjaan Allah di dunia (Yohanes 5:19; Yohanes 3:16); Allah:
yang mengutus mengidentifikasikan diri-Nya dalam Diri yang Diutus-Nya.
Inti Amanat Agung dalam
Kisah Para Rasul adalah: Kesaksian Iman
Menjadi saksi
(martos/martures) muncul 13x terdapat dalam Kisah Para Rasul. Dalam banyak hal
kata rasul (evangelos adalah sinonim dengan kata saksi (martos) . Dalam Kisah
Para Rasul tugas ini diprcayakan kepada manusia yang sangat lemah dan tidak
mampu melakukan apapun dengan kekuatan sendiri tetapi terus menerus bergantung
sepenuhnya kepada Roh Kudus. Kesaksian iman adalah demi keselamatan
bangsa-bangsa sampai kepada bangsa kafir.
Dalam buku ini juga dijelaskan mengenai unsur-unsur misi
yaitu:
1. Badan Misi adalah
pengutus. Badan misi memiliki tugas untuk mengorganisir suatu proyek misi
mengorganisir suatu proyek misi membuat proposal suatu proyek misi, mengumpulkan dana, mengadakan survey dan riset tentang tempat
yang akan dituju merekrut calon-calon utusan badan misi yang akan dikirim, melatih
dan mendidik utusan badan misi mengadakan kontak dengan orang-orang yang ada di
ladang misi melengkapi utusan misi dengan kemampuan dalam hal administrasi,
keimigrasian, dan kependudukan, mengutus utusan badan misi ke tempat yang telah
ditentukan memantau keadaan dan pelayanan utusan badan misi tersebut, selalu
memberi nasehat/konseling kepada utusan badan misi meneruskan pemberiaan
info/laporan tugas-tugas misi kepada para sponsor.
2. Utusan Badan Misi adalah yang diutus, dalam hal ini bisa pribadi atau kelompok lembaga yang diutus Badan Misi untuk melaksanakan misi. Utusan misi memiliki tugas menjadikan diri sebagai bagian dari masyarakat setempat, supaya dapat diterima oleh masyarakat setempat, memperlengkapi diri dengan perizinan setempat, mendapat naungan/perlindungan dari pemerintah, melaksanakan program-program misi dari badan misi, melaksanakan semuanya, bekerjasama dengan para penerima yang di ladang misi memberi laporan atau bertanggungjawab pada badan misi memperhatikan atau berkonsultasi dengan badan misi. Utusan Badan Misi menjadikan diri sebagai bagian dari masyarakat setempat dengan mengambil sikap yang dapat diterima masyarakat setempat; siap menyatakan identitas yang benar; membuka jalan untuk hubungan yang baik. Utusan Badan Misi harus memiliki karakter yang baik, dengan menjadikan Yesus sebagai teladan hidupnya, dan bisa mempraktekkannya ditengah kegelapan.
3. Ladang Misi adalah mitra yang menyambut kerjasama dengan utusan bada misi di ladang misi, bisa berbentuk perorangan/lembaga/gereja. Mau memiliki visi dan misi yang sama dengan Utusan Badam Misi, supaya tidak menjadi penghambat dalam pelayanan. Tugas ladang misi adalah menerima dan membantu ladang misi dalam mengurus surat-surat perizinan, keimigrasian, tempat tinggal, dll; bekerjasama dengan bermitra dengan utusan badan misi. mengolah dan mem-follow up hasil misi dari utusan badan misi. Standrat utusan badan misi memilih ladang misi: penduduk/orang/lembaga setempat. mengerti dan mendukung visi-misi dan cara operasi badan misi dan ubm mampu bekerjasama dengan Badan Misi dan Utusan Badan Misi.
Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) seperti: kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannyaa dan menjadi pedoman tingkah lakunya. Manusia sebagai mahluk sosial memiliki suatu kesepatakan untuk menyetujuji sesuatu untuk dilakukan bersama (pedoman), karena dari hasil kesepakatan mereka akan digunakan kesejahteraan hidupnya. Dalam melakukan pelayanan lintas budaya haruslah memiliki kercedikan dan ketulusan sehingga dapat berhati-hati dalam menghadapi perbedaan kebudayaan.
Kehidupan Kristen yang telah menerima anugerah keselamatan oleh Yesus Kristus memiliki tanggungjawab yang sama untuk menjadi saksi yang baik dan bertanggungjawab dalam mengabarkan Injil kepada dunia. Dalam buku ini diberikan langkah-langkah mengimplementasikan misi bagi kaum awam, antara lain sebagai berikut:
a. Memiliki visi dan misi
yang benar
b. Membentuk tim pelaksana
c. Peka terhadap
kebudayaan dan kebutuhan masyarakat
d. Melakukan
pendekatan-pendekatan terhadap masyarakat
e. Merencanakan strategi
penginjilan
f. Mengevaluasi secara
terus menerus masyarakat yang ada
Kekuatan Buku
1. Dilengkapi dengan
daftar isi
2. Dilengkapi dengan foot
note
3. Dilengkapi dengan
daftar pustaka
4. Membuat penyajian
materi yang mudah dipahami oleh pembaca
5. Penulisan buku ini
sangat teratur, runtut dan jelas
Mau bertanya admin.
BalasHapusApakah ada perbedaan penginjil dengan misionaris??
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMau bertanya admin.
BalasHapusApakah ada perbedaan penginjil dengan misionaris??
perbedaannya hanya terletak di istilahnya saja . dari segi fungsi sama, yaitu untuk menyampaikan Injil Kristus.
HapusIstilah seperti apa mksd nya? Bisa dijelaskan perbedaan dari istilah kedua tersebut?
BalasHapus