LIMA KITAB MUSA
A. Pendahuluan
1.
Otoritas Perjanjian Lama
Perjanjian Lama adalah Kitab Suci yang dipergunakan oleh Kristus dan murid-murid-Nya selama sekitar dua puluh tahunan setelah Kristus, bagian-bagian Perjanjian Baru yang ada hanya merupakan cuplikan yang berisi kisah-kisah tentang kehidupan dan pengaruhnya. Kristus mengakui otoritas penuh dan sifat yang mengikat dari Kitab Suci, ungkapan itu merupakan kesaksian yang jelas akan ketergantungan-Nya pada otoritas Perjanjian Lama. Paulus mengenal Perjanjian Lama dengan baik, setelah ia menjadi seorang Kristen dan rasul. Ia menemukan bahwa teks yang dikenalnya dengan baik itu sarat dengan makna yang segar. Paulus mengakui pengilhaman dan otoritas penuh dari Kitab Suci (2 Timitius 3:16) dan menemukan makna Perjanjian Lama yang terdalam dalam rangka penantian dan persiapan untuk Perjanjian Baru.
2.
Penyataan dan Pengilhaman Allah
Penyataan adalah perbuatan mengungkapkan, membuka , atau menyingkapkan. Allah menyatakan diri-Nya melalui karya-Nya, yaitu pembebasan Israel dari perbudakan Mesir disertai dengan peristiwa-peristiwa dasyat merupakan salah satu penyataan allah melalui karya-Nya yang terbesar dalam Perjanjian Lama. Pelunya penyataan itu karena Allah melampaui ruang dan waktu yang diamati indra manusia. Menurut pandangan Alkitab Allah telah menyatakan diri-Nya dalam penciptaan dan terus menyatakan diri-Nya dalam pemeliharaan. Dengan membaca Kitab Perjanjian Lama secara keseluruhan kita dapat mengetahui bahwa Allah tidak menyatakan segala sesuatu tentang diri-nya atau rencana pada satu saat. Pengilhaman dalam pandangan Alkitab adalah karya Roh allah atas ”orang-orang suci pada masa lampau” supaya mereka menyampaikan penyataan Allah dengan tepat secara lisan maupun tulisan. Unsur utama dalam pengilhaman adalah Roh Allah, jadi Roh Allah memimpin para penulis dan penyunting Alkitab untuk menuliskan baik penyataan Allah maupun perbuatan dan perkataan manusia, karena dalam rencana Allah keseluruhannya diperlukan unutuk memahami bagian-bagian yang lebih kecil.
3.
Kanon
Kanon adalah kumpulan tulisan berwibawa yang ajarannya menngikat penganut. Kanon juga bisa disebut suatu kebutuhan mutlak karena sifatnya hakiki penyataan Allah. Israel mulai mengenal konsep kanon ketika mereka menerima hukum Taurat dengan perantaraan Musa di gunung Sinai. Allah memberikan firman-Nya , Israel berikrar untuk mentaatinya dan Musa mencatatnya dalam bentuk tulisan. Inti dari konsep kanon adalah orang mendengar dan mentaati sebuah kitab serta merasa yakin bahwa Allah berbicara melalui Kitab itu. Secara tradisional, kitab-kitab Suci yahudi dibagi menjadi tiga bagian yaitu : Taurat, Nabi-nabi, dan Kitab-kitab. Kanon yang baku terbagi atas empat yaitu: Kanon Ibrani, Kanon Samaria, Kanon Yunani, Kanon Yahudi dank anon Kristen.
4.
Penulisan Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama bahasa yang dipakai adalah bahasa Ibrani dan
bahasa Aram. Kata-kata Ibrani, seperti halnya bahasa-bahasa Semit lainya,
biasanya didasarkan atas akar kata yang terdiri dari tiga huruf huruf
mati.Hubungan antara bahsa Ibrani dengan bentuk-bentuk pikiran Ibrani yang khas
merupakan masalah yang sulit. Para ahli tidak ada yang sepakat mengenai hubungan
anatara bahasa suatu bangsa dengan pandangan hidup bangsa itu. Ketika kerajaan
Asyur mulai mendesak ke barat pada
perengahan abad ke-8 sM, bahsa Aram dipakai sebagai bahasa resmi untuk
diplomasi dan perdagangan.
Salah satu masalah utama dalam ilmu pengetahuan Alkitab adalah
menetukan bentuk asli tulisan-tulisan dalam alkitab dengan tepat. Pengurangan
dan penambahan telah terjadi sedikit demi sedikit dengan kesalahan ejaan dan
pembagian kata. Kesalahan-kesalahan ini harus ditemukan supaya teks Ibarni dan
Aramnya dapat dikembalikan pada bentuk yang sedekat mungkin dengan bentuk
aslinya. Gulungan perkamen adalah bentuk baku dimana tulisan-tulisan Alkitab
dipelihara selama Perjanjian Lama. Gulungan itu dibuat dari kulit yang disamak
dengan cermat (perkamen) dan terdiri dari banyak bagian yang dijahit menjadi
satu dan dikerik dengan cermat.
Terjemahan kuno Perjanjian Lama dan Naskah-naskah Laut Mati menunjukkan
bahwa penulis-penulis yang menyalin dan menyalin ulang dokumen-dokumen Alkitab
pada abad-abad menjelang kedatangan Kristus tampaknya agak bebas untuk
mengubahnya.
Meskipun sebenarnya bukan suatu “terjemahan”, namun Taurat Samaria (yang masih dihargai oleh persekutuan kecil di Nablus, dekat Sikem kuno) adalah bentuk teks Ibrani yang kuno dan berdiri sendiri. Sesudah kembalinya Bangsa Israel dari pembuangan, bahsa Aram menggantikan bahasa Ibrani sebagai bahasa pengantar.
5. Geografi
Menurut Alkitab, penyataan Allah terjadi dalam ruang dan waktu,
sehingga penafsiran yang tepat mengharuskan kita memperhatikan data geografis
dan historis dalam teks. Daerah tempat bertamunya Benua Eropa, Asia, dan Afrika
ditandai oleh sejumlah ciri geografis yang penting. Mulai dari Samudera
Atlantik hingga Asia Tenggara terbentang pegunungan yang hampir
sambung-menyambung, pegunungan Pyrenea, Alpen, Balkan, Kausasus, Elburz, Hindu
Kush serta jajaran pegunungan Himalaya. Daerah diantara gunung-gunung dan
gurun-gurun tersebut dapat disebut dunia
Alkitab. Pada awal abad ke-12 sM, “Bangsa-bangsa laut” yang berasal dari
sekitar Pulau Kreta atau Yunani mencoba menyerbu Mesir.
Bangsa yang mengejar bangsa Israel itu dikenal sebagai orang Filistin yang mendarat di pantai Palestina bagian selasan, bapak sejarah menyebut daerah itu “Siria Filistin” yang dalam bahasa Latin sebagai Palentina. Nama ini digunakan pada Abad Pertengahan dalam Perjanjian Lama. Nama Palestina secara umum mengacu pada daerah dari “ Dan sampai Bersyeba” ( Hakim-hakim 20 : 1 dst). Sebutan yang paling umum dalam Perjanjian Lama adalah (ever hadyer den) yang artinya adalah Trans Yordan, daerah-daerah Trans Yordan antara lain: Gilead, Amon, Moab, Edom dan Midian. Dalam Perjanjian Lama ada dua musim yaitu musim hujan (kira-kira Desember-Maret) dan musim kemarau (Mei-September). Menurut suatu teori , iklim sudah sangat berubah antara zaman bapak-bapak leluhur Israel dengan zaman sekarang . Perubahan ini membuat tanah menjadi kering dan gundulnya hutan serata akibat-akibat lainnya.
6. Kelima Hukum Taurat
Kelima Kitab pertama Perjanjian lama Kejadian, Keluaran, Imamat,
Bilangan, dan Ulangan disebut Taurat. Kata itu berasal dari bahasa tora (hukum, pengajaran, petunjuk) yang
diterjemahkan dalam Perjanjian Barun oleh kata Yunani nomos. Taurat adalah bagian terpenting dari kanon Yahudi, wibawa
dan kesuciannya jauh melebihi kitab Nabi-nabi atau kitab-kitab lainya.
Jika kelima Kitab Taurat dibaca secara teliti akan nyata bahwa
disamping kesatuan tujuan, rencana dan susunan yang jelas, terdapat
keanekaragaman yang rumit dan menolak. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai
teori mengenai asal-usul Taurat. Kebanyakan teori-teori ini hanya mengemukakan
pandangan tentang sumber, waktu penulisan dan pengarangnya tanpa menimbang
nilai teologis dan historisnya secara positif.
7. Kitab Kejadian
Dalam bahasa Ibrani Kitab Kejadian disebut beresyit ‘pada mulanya’, yaitu pembuka kitab tersebut. Namun ini
sesuai karena, Kitab Kejadian menceritakan awal dari segala sesuatu yang
berhubungan dengan iman umat Allah dalam Alkitab. Berdasarkan isinya, kitab
inin terbagi dalam dua bagian yang dapat dipisah dengan jelas yaitu: Kejadian
1-11 (sejarah zaman permulaan) dan Kejadian 12-15 ( sejarah bapak leluhur).
Untuk mengerti riwayat zaman permulaan dengan maksud dan tujuan yang sama
seperti yang dimaksudkan oleh pengarang pada zaman dahulu, kita harus meneliti
jenis sastra yang digunakan.
Maksud utama kisah zaman permulaan adalah bersifat teologis,
sehingga kita perlu memperhatikan beritanya lebih jelas. Penulis menjalin empat
tema teologis utama dalam pola yang berulang-ulang dan berkesinambungan:
pertama, hakikat dan dampak dari kenyataan bahwa Allah adalah pencipta; kedua,
akibat dosa yang mendalam ; ketiga, cara Allah menjatuhkan hukuman atas dosa
manusia dalam segala hal; keempat, anugerah-Nya yang mengherankan yang
memelihara ciptaan-Nya.
Panggilan dan pemberkatan Abraham merupakan suatu perkembangan baru yang radikal, disini Allah berkarya dalam sejarah untuk memulai serangkaian peristiwa yang akan menjembatani jurang yang telah diakibatkan oleh dosa anatara Dia dan ciptaan-Nya. Penemuan kembali Kitab kuno telah memperlihatkan bahwa kisah para bapak leluhur secara otentik mencerminkan zaman dimana mereka hidup sebagaimana diriwayatkan Alkitab. Sejarah dari kisah para bapak leluhur Israel adalah sejarah keluarga yang kurangn memperhatikann hubungan antara cerita-cerita keluarga dalam peristiwa zaman itu. Sejarah bapak-bapak leluhur dimulai dengan pemanggilan dan pemilihan Abraham dalam kejadian 12:1-13. Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa agama yang diterima Abraham dari leluhurnya bersifat polities (Yosua 24:2
8. Kitab Keluaran
Kitab keluaran dimulai dengan akhir “zaman bapak-bapak leluhur”
kira-kira 1550 sM dan dilanjutkan hingga kira-kira tahun 1200 sM, ketika bangsa
Israel memasuki Palestina. Selama masa ini, yang kira-kira bersamaan dengan
zaman perunggu akhir di Palestin. Mesir mendominasi dunia zaman kuno dan
Palestina terletak didalam batas-batas kerajaannya. Peristiwa Keluaran tidak
dapat dibantah kebenarannya, meskipun tidak terdapat sejarah yang langsung baik
mengenai penisndasan di Mesir maupun peristiwa, namun bukti tak langsung amat
banyak. Meskipun peristiwa Keluaran jelas merupakan pusat sejarah Israel, namun
belum ada penyelesaian akhir yang dapat diberikan atas masalah kronologi dan
geografi yang rumit sehubungan dengan peristiwa itu. Kata Keluaran adalah
terjemahan dari bahsa Yunani exodus
“keluar”, nama yamg diberikan kepada kitab itu dalam Septuaginta.
Kitab ini berpusatkan pada dua peristiwa penting, yaitu pembebasan
orang Israel dari perbudakan di Mesir melalui karya penyelamatkan Allah yang
penuh kuasa di laut Teberau (Keluaran 1-18) dan pengukuhan diri-Nya sebagai
Tuhan mereka melalui perjanjian di Gunung Sinai (Keluaran 19-40). Di dalam
Perjanjian Lama Musa digambarkan sebagai pendiri Agama Israel, orang yang
mengumumkan Undan-undang secara resmi, organisator suku-suku bangsa itu dalam
bekerja dan beribadat, pemimpin kharismatik mereka dalam peristiwa pembebasan,
perjanjian di Sinai dan pengembaraan di Padang Gurun, sampai Israel siap
memasuki tanah perjanjian dari dataran Moab.
Dalam Kitab Keluaran pembebasan bangsa Israel dari Mesir disertai
dengan tanda-tanda yaitu sepuluh tulah. Kesembilan tulah pertama merupakan
rangkaian yang berkesinambungan dan dipisahkan dari tulah kesepuluh yaitu
kematian anak sulung. Kisah kesembilan tulah dibentuk dengan menggolongkan
dalam tiga kelompok yang masing-masing terdiri atas tiga tulah. Dari setiap
kelompok itu, dalam tulah pertama Musa diperitahkan untuk menghadap Firaun di
tepi sungai, dalam tulah kedua ia diperintahkan untuk menghadap Firaun di
istananya, dan dalam tulah yang ketiga ia diperintahkan membuat gerak isyarat
yang menimbulkan tulah itu tanpa pemberitahuan kepada Firaun.
Sesuai dengan tulah kesepuluh kematian anak sulung, Firaun akhirnya mengabulkan untuk membiarkan bangsa Israel keluar dari Mesir. Tetapi sesudah bangsa Israel pergi dari Mesir Firaun berubah pikiran dan mengejar bangsa Israel dengan bala tentaranya. Bangsa Israel melihat pasukan bala tentara Firaun datang sehingga bangsa Israel ketakutan dan menyalahkan Musa. Sesudah hal itu Musa memberi tanda, lalu Allah mengirimkan angin Timur yang kuat sepanjang malam yang menyibakkan air laut sehingga bangsa Israel bisa selamat dan bangsa Mesir tergulung dalam air laut itu. Setelah pembebasan di laut Teberau Allah memanggil Musa dan memberi dasah titah kepadanya. Dalam Kitab keluaran Tuhan menyuruh musah untuk mendirikan kemah suci, kemah suci adalah tempat suci yang dapat dibawa-bawa, terdiri dari rangka kisi-kisi persegi dari kayu akasia yang di tutupi dua tabir yang besar dari kain lenan.
9. Kitab Imamat
Nama Imamat berasal dari Septuaginta melaui terjemahan Alkitab
dalam bahasa latin, yang memberikan judul lengkap (Kitab) mengenai imam-imam.
Kitab Imamat mengemukakan hukum-hukum upacara keagamaan Israel. Semua qadosy berarti ‘dipisahkan’ atau
‘dikhususkan’, yaitu untuk maksud keagamaan. Orang-orang tertentu dianggap
kudus, karena mereka dikhususkan untuk untuk maksud keagamaan. Pengertian
Alkitab tentangg kekudusan tidak terbatas pada pengkhususan. Jadi kesempurnaan
Allah secara moral menjadi bagian dari konsep kekudusan-Nya dan tuntutan-Nya
agar umat perjanjiannya kudus, selalu terikat dengan hukum moral. Dalam Kitab
Imamat 7:37 ada lima kurban yang termasuk dalam hukum yang dinyatakan Tuhan
Allah kepada Musa di Gunung Sinai. Penyucian dan penyembelihan kurban
digambarkan dengan teliti (Imamat1:3-9).
Pembawa kurban harus menyajikan kurbannya secara pribadi di mezbah atau pintuh kemah pertemuan , “supaya Tuhan berkenan akan dia”. Kemudian meletakkan tangannya atas kepala kurban, mungkin sebagai tanda bahwa kurban itu mewaili ndirnya sendiri. Imam diwajibkan menjaga api agar api tetap menyalah diatas mezbah. Ketika pembawa persembahan menyembelih hewan, imam menampng darahnya dalam wadaha, memerciknya sebagian kesekeliling mezbah dan menempatkan selebihnya pada bawa mezbah. Dalam seluruh perturan mengenai tentang kurban, darah sangat ditekankan karena ini merupakan inti iman kristen, baik dalam pengurbanan Kristus di kayu salib maupun dalam lambing-lambang perjamuan kudus. Hukum kekudusan adalah salah satu dokumen yang dipergunakan dalam pembentukan Kitab Pentateukh.
10. Kitab Bilangan
Bilangan adalah nama yang aneh untuk kitab semacam in. Judulnya
dalam Kitab Suci (Ibrani) diambil dari kata-kata dalam ayat pertama, yaitu di
Padang Gurun Sinai. Pernah diyakini bahwa Kitab Bilangan, seperti kitab Taurat
lainnya ditulis oleh Musa seluruhnya. Dengan munculnya kritik sastra,
masalah-masalah yang timbul dengan teori ini diperlihatkan beberapa unsur
masalah ini karena penulisan kitab ini
tidak ditulis namanya. Menurut Kitab Bilangan 1:45-46 semua orang Israel yang
dicatat menurut suku-suku mereka, yaitu orang-orang yang berumur dua puluh
tahun ke atas yang sanggup berperang di antara orang Israel berjumlah enam
ratus tiga ribu lima ratus lima puluh orang. Jumlah ini sangat besar sehingga
menimbulkan masalah yang beraneka ragam. Ada empat pendekatan dasar terhadap masalah
angka-angka itu yang juga daapt berlaku pada Perjanjian Lama lainnya yakni:
(1). Angka diartikan secara harfiah, (2). Angka-angka dalam Kitab Bilangan
berasal dari daftar sensus zaman kerajaan yang salah penempatannya, (3). Kata
yang diterjemahhkan “ribuan” dapat pula diterjemahkan menjadi suku atau kaum,
(4). Dalam pendekatan tersebut diuslkan bahwa angka-angka merupakan unsur gaya
menulis”epic” yang dimaduskan untuk menyatakan keagungan dan keajaiban
pembebasar dari Mesir.
Masa di padang gurun merupakan pelajaran teru-menerus tentang kehadirn Allah dan juga tentang pemeliharaan-Nya yang tak putus-putus terhadap kebutuhan umat-Nya. Diseluruh Kitab Perjanjian Lama ada banyak peringatan akan pemeliharaan Allah yang sering digambarkan dengan mengingat masa penegembaraan bangsa Israel di padang gurun. Salah satu pokok penting dalam teologi Israel adalah kepercayaan bahwa Allah itu panjang sabar. Kitab Bilangan mengemukakan beberapa peristiwa yang membangun kepercayaan tersebut. Allah sabar menghadapi Musa, yaitu pada waktu ia dipanggil di gunung Sinai dan coba mengelakan panggilan itu dan kemudian juga selama pengembaraan di padang gurun. Menurut Alkitab harus ada seseorang yang menjadi pengantara. Dalam Kitab Imamat terlihat pekerjaan imam dan system kurban memberikan satu cara perantaraan.
11. Kitab Ulangan
Menurut Kitab Ulangan, Musa mengambil kesempatan untuk memberi tiga
amnat pada orang Israel, pada saat bangsa Israel menolak memasui tanah Kanaan.
Ini merupakan amanat perpisahannya karena ia telah diberitahu bahwa ia tidak
dapat memasuki tanah perjanjian itu bersama bangsa Israel. Isi amanat itu
terdapt dalam Kitab Ulangan, yang pertama diberikan di sungai Yordan, di tanah
Moab. Yang kedua diberikan di seberang sungan Yordan ,lembah di tetangan Bet Peor,
di negeri Sihon, raja Amori .Garis besar Kitab Ulangan dimulai dengan
ketiga amanat tersebut, ketiga amanat
tersebut berturut-turut terdiri dari 4 pasal, 24 pasal, dan 2 pasal sutu
pembagian yang tidak seimabang.
Kitab Ulangn sering dinaman kunci dari teori sumber-sumber tentang
asal-usul Taurat. Tetapi dalam tahun-tahun terakhir ini teori tersebut dalam
bentuk aslinya hampir ditinggalkan seluruhnya oleh ahli-ahli modern yang
mempelajari Kitab Ulanagn. Kitab Turat ini menurut pendapat sebagian besar ahli,
ditentukan dengan jelas oleh teori yang mengemukakan bahwa Kitab ini disusun
tidak lama sebelum ahun 621 sM. Meurut hasil penelitian selam dua abad ini,
menyatakan bahwa Musa bukan penulis KItb ini , namun mrupkan trdisi ynag tepat
mewakili dan caranya menerapkan hokum-hukum serta ketetapan perjanjin Allah
pada kebutuhan bangsa Israel yang akam memasui tahan Kanaan.
Kitab Ulangan merupakan sumber banyak teologi yng mempengaruhi
pemikiran dan kehidupan orang Israel, Yahudi, dan Kristen. Pemahaman tentang Allah
yang berhubungan dengan manusia yang dipilih-Nya, tentu bukan yang pertama
kalinya dikemukakan dalam Kitab Ulangan. Kepercayaan ini merupakan bagian
penting dalam kisah penciptaaan, air bah dan perjanjian Allah dengan Abraham,
dasar bagi ajaran ini ditemukan dalam
pemanggilan Abraham (Kejadian 13:13;15:1-6) diamana janji Alah ditujukan
kepada ketura Abraham. Ikatan yang muncul dari pemiihan bangsa Isarel disebut
“perjanjian”, perjanjian dalam Alkitab mulai dari kasih: karena Tuhan mengashi
kamu (Ulangan 7:8).
Dasar ajaran Alkitab tentang dosa dikemukakan dalam kisah kejatuhan
manusia kedalam dosa (Kejadian 3) dan digambarkan dalam pasal-pasal berikutbya
yang mencapai puncaknyat dalam peristiwa air bah (Kejadian 4-9). Dalam Kitab
Bilangan, dosa bangsa Israel digambaran dalam beberapa peristiwa pemberontkan
dan sungut-sungut mereka, dalam Kitab Bilangan dosa tersebut dilihat dengan
latar belakang ikatan perjanjian. Keyakian bahwa Allah sesungguhnya telah masuk
kedalam sejarah manusia, merupakan ajaran yang hanya terdapat dalam Alkitab dan
tidak didapati dengan cara yang sama dalam kesusastraan agama man pun. Dapat
disimpulkan bahwa Kitab Ulangan adalah salh satu kitab Perjanjan Lama yang
paling penting yang patut dipelajari dengan sesksama oleh generasi manapun.
Posting Komentar untuk "LIMA KITAB MUSA "