Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TEOLOGI PAULUS TENTANG PEMBENARAN DALAM SURAT ROMA (Bab 1)

 

TEOLOGI PAULUS TENTANG PEMBENARAN DALAM SURAT ROMA

                                                                      BAB I

    PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Keberadaan manusia yang berdosa telah merusak hubungan manusia itu dengan Allah. Sebab bagaimana mungkin manusia berdosa dapat benar dihadap Allah yang kudus, sedangkan dosa selalu merupakan sesuatu hal yang bertentangan dengan Allah. Pembahasan mengenai topik pembenaran tidak akan terlepas dari kondisi manusia yang berodosa. Antara dosa manusia dengan pembenaran Allah adalah suatu dilema. Sebab bagaimana Allah uang jujur dan adil dapat membenarkan manusia yang benar-benar bersalah (berdosa) dan yang seharusnya dijatuhi hukuman? Kristus yang telah mati di salib, dinyatakan oleh Alkitab bahwa kematiaan-Nya telah membuka jalan untuk memperoleh pembenaran, agar manusia berdosa diselamatkan.[1]

Pertanyaan yang sering diajukan adalah bagaimana manusia itu dibenarkan? Jawaban yang diberikan berbeda-beda. Ada yang menyatakan bahwa pembenaran adalah anugerah Allah semata; ada juga yang mengatakan bahwa pembenaran adalah hasil perbuatan baik manusia; namun ada juga yang menggabungkan keduanya yaitu anugerah Allah ditambah dengan perbuatan baik manusia untuk memperoleh pembenaran. Konsep mengenai pembenaran telah menjadi pedebatan yang panjang bagi kalangan Teologi hingga saat ini.

Choan Seng Song, seorang tokoh plurarisme Asia menolak dengan keras bahwa manusia dibenarkan karena iman. Menurutnya orang Kristen telah melakukan pemutarbalikan yang mengerikan terhadap ajaran Rasul Paulus tentang pembenaran karena iman. “Pembenaran karena iman” hanyalah sebuah versi yang dipersingkat dari teologi Rasul Paulus yang kaya dan sangat mendalam.[2]

Gereja Roma Katolik menyetujui bahwa manusia diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Yesus Kristus. Namun disisi lain, Agama Katolik juga mempercayai purgatori (berkaitan dengan indulgensia).[3] Gereja Katolik merumuskan Indulgensia sebagai:

“Penghapusan di hadapan Allah hukuman-hukuman sementara untuk dosa-dosa yang kesalahannya sudah dilebur, yang diperoleh orang beriman Kristiaini yang berdisposisi baik, serta memenuhi syarat-syarat tertentu yang diperoleh dengan pertolongan Gereja yang sebagai pelayan keselamatan, secara berkuasa membebaskan dan mengeterapkan harta pemulihan Kristus dan para kudus.[4] Orang yang sudah diampuni dosanya masih harus mejalani hukuman karena dosa itu, hukuman inilah yang dihapus oleh indulgensia. Itu sebabnya Gereja Roma Katolik masih menaikkan doa-doa untuk jiwa-jiwa dalam api penyucian, yaitu doa untuk orang yang pada saat kematiannya belum siap menghadap Tuhan.[5] 

Rasul Paulus menjelaskan Pembenaran adalah karya Allah di dalam hidup orang percaya. Pembenaran ini tidak dapat diperoleh atau pun dipertahakan dengan usaha manusia, karena pembenaran ini sepenuhnya didasarkan hanya pada pengorbanan Kritus di kayu salib (1 Petrus 2:24) dan diterima hanya dengan iman (Efesus 2:8-9). Tidak ada usaha apa pun yang diperlukan untuk memperoleh pemebenaran itu. Paulus merupakan seorang tokoh Alkitab yang mempunyai peranan penting dalam kekristenan. Sebagai seorang rasul, tugas terbesar yang ia lakukan adalah mengabarkan Injil kepada setiap orang tanpa memandang ras. Dalam surat-surat yang ditulis oleh rasul Paulus, ia berulang kali menjelaskan tentang konsep pembenaran, salah satunya adalah dalam Surat Roma.

Dalam Surat ini Paulus menjelaskan tentang dasar dari konsep pembenaran yang dilakukan oleh Allah terhadap manusia (Roma 5:16).  Dalam Roma 3:21-21, dengan jelas dikatakan bahwa Pembenaran dapat diterima melalui iman di dalam Yesus, pembenaran juga hanya datang karena kasih karunia Allah yang dinyatakan melalui Kristus. Roma 3:4, bahwa Allah benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus (Roma 3:4). Dimana Allah sendiri yang berperan untuk menggantikan manusia, dengan cara mengutus anak-Na ke dalam dunia.

Pemahaman yang baik tentang “pembenaran” di dalam kehidupan umat Kristen sangat penting dan mutlak diperlukan. Karena dengan pengetahuan yang baik dan benar tentang teologi pembenaran, maka itu akan membantu orang percaya untuk bertumbuh dalam iman kepada Kristus Yesus.

2.      Rumusan Masalah

         Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan membahas mengenai Teologi Pembenaran menurut Rasul Paulus dalam Surat Roma.

3.      Tujuan Penulisan

Berdasarkan Penjelasan diatas, penulis melihat bahwa ada masalah dalam memahami tentang pembenaran. Oleh sebab itu penulis akan berusaha memberikan pemahaman yang benar mengenai teologi pembenaran ini. Dalam hal ini, penulis akan fokus membahas Teologi Pembenaran Rasul Paulus dalam Surat Roma.



[1] Dave Polandos, Pembenaran dan Lahir Baru. (Bekasi: Save The Unreached Ministries, 2010) 1, 11

[2] C. S. Song, Sebutkanlah Nama-nama Kami- Teologi Cerita Dari Perspektif Asia. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999) 34

[3] Purgatori adalah kepercayaan iman Katolik tentang adanya tahap terakhir dalam proses pemurnian pada perjalanan manusia kepada Allah.

[4] Martasudjita, Sakramen-sakramen Gereja – Tinjauan Teologis, Liturgis dan Pastoral. (Yogyakarta: Kanisius, 2007) 329

[5] Konferensi Waligereja Indonesia, Iman Katolik- Buku Informasi dan Referensi. (Surabaya: Momentum, 2003) 468

Posting Komentar untuk "TEOLOGI PAULUS TENTANG PEMBENARAN DALAM SURAT ROMA (Bab 1)"