Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KORNOLOGIS BEBERAPA NABI DALAM PERJANJIAN LAMA




3.                   Pandangan Perjanjian Baru Mengenai Nabi

Dalam Perjanjian Baru, pemahaman mengenai kenabian dapat terlihat dengan jelas melalui surat-surat yang ditulis oleh Rasul Paulus (1Kor. 12:28-29 dan Ef. 4:11-12). Nabi adalah seseorang yang diberikan Allah untuk memperlengkapi orang-orang kudus (jemaat) bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Dengan kata lain, nabi adalah sebuah karunia yang diberikan oleh Allah di dalam orang-orang kudus-Nya untuk menyampaikan kebenaran. Dalam pemahaman yang diperoleh dalam Perjanjian Baru tersebut terlihat bahwa penekanannya terdapat dalam fungsinya bukan pada jabatan. 

Maka dengan demikian, pemahaman mengenai nabi dalam Perjanjian Baru sedikit memiliki perbedaan dengan Perjanjian Lama. Nabi dalam Perjanjian Baru telah mendapatkan pesan dari Allah, akan tetapi pesan tersebut memiliki sifat sementara dan hanya berlaku bagi orang-orang yang ada pada zaman tersebut (kontemporer). Sedangkan nabi Perjanjian Lama memiliki pesan yang didapat dari Allah untuk diajarkan kepada umat-Nya dan pesan tersebut juga memiliki sifat nubuatan (apokaliptik). Hal ini sangat terlihat jelas dalam diri nabi Yesaya yang menyampaikan kebenaran kepada umat perjanjian. Pesan yang disampaikan Yesaya tersebut juga memiliki sifat nubuatan, karena mewartakan Mesias yang akan datang.

4.                   Kronologis Beberapa Nabi 

a.                  Nabi Hagai

Hagai memulai pelayanannya sekitar 16 tahun setelah kepulangan kembali orang Yahudi ke Yehuda. Setelah ditunda selama 15 tahun, pekerjaan pembangunan Bait Suci itu dilanjutkan kembali melalui upaya Hagai dan Zakharia (Ezra 6:14). Mereka menghimbau bangsa Israel dan membangkitkan mereka dari kemalasan mereka dan mendorong mereka untuk memanfaatkan perubahan dalam kebijakan yang diambil oleh pemerintah Persia dibawah Darius I dari Perisa untuk membangun Bait Suci. Sebagai nabi yang berkarya pada masa setelah pembuangan, maka yang menjadi keprihatinan mereka pada saat itu adalah pembangunan kembali Yerusalem dan pembangunan pembangunan Bait Suci. Sejak kembali dari pembuangan, bangsa Israel sudah mulai melupakan keterlibatan mereka untuk membangun Bait Suci dan telah dihentikan karena gangguan-gangguan orang Samaria. Sehingga Hagai menyampaikan keprihatinan ini kepada Zerubabel (Yehuda pada waktu itu) dan kepada keuntungan bagi bangsa Israel untuk segera melaksanakan pembangunan, sebab pemerintahan Perisa sedang dalam kondisi krisis. 

Hagai mewartakan pesan bahwa tanah mereka telah dinajiskan oleh kerana dosa bangsa Israel, sehingga perlu dilakukan pembersihan dan pembangunan Bait Suci agar Tuhan hadir ditengah-tengah bangsa itu. tuhan akan memberikan berkat melimpah bagi bangsa Israel, jika Bait Suci dibangun. Tuhan akan memulihkan bangsa-bangsa dan memuliakan Zerubabel, pewartaannya ini tentu sejajar dengan warta Yehezkiel yang menunjukkan bahwa hari pembangunan akan datang, Bait Suci akan dibangun dan bahwa segala suku akan hidup tentram di bawah pimpinan seorang pemimpin dan imam (Yehezkiel 40-48). Pewartaan dan himbauan Hagai terlaksana, sehingga pada tahun 516 SM Bait Suci yang baru telah selesai dibangun.

Hagai memiliki pemikiran bahwa Bait Suci adalah wujud kehadiran TUHAN dan kelanjutan dari karya penyelamatan Allah. Tanpa kehidupan iman dan peribadatan kepada TUHAN, maka TUHAN tidak akan memberikan berkat dan kebaikan bagi bangsa Israel pada saat itu. sehingga, ia menggabungkan rencana politis pembangunan Bait Suci dengan tuntunan bagi umat  yang seharusnya mengusahakan kesucian hidup dalam tindakan mereka.

a.                  Nabi Yesaya

Pada masa Yesaya menjadi nabi, ia menyadarkan orang-orang fasik di antara bangsanya dalam hal peribadatan. Dengan tegas ia mengajak Yehuda untuk tidak menggabungkan diri dengan bangsa-bangsa lain melainkan percaya kepada Tuhan. Pokok pemberitaannya adalah umat yang percaya kepada Tuhan mempertahankan kedudukannya sebagai bangsa yang kudus bagi Tuhan (Yesaya 7: 9).  Yesaya mendeklarasikan bahwa seisi dunia berada dalam pengendalian Tuhan dan memperingatkan masyarakatnya bahwa negeri mereka akan dimusnahkan apabila mereka berpaling dari Tuhan.

Yesaya memfokuskan kepercayaan kepada Allah dalam keadaan yang paling sukar, ia tidak hanya bernubuat bagi raja tetapi aktif dalam bidang politik. Yesaya menggunakan dua kata penting untuk Allah yaitu: Yahweh Sebaot (Tuhan semesta alam yang mempunyai segala kuasa di langit dan dibumi) dan Kadosh Israel (Sang Kudus Israel). Yesaya meyakini bahwa Allah hadir secara aktif, Yesaya mengetahui bahwa Allah memiliki kekuasaan dan kekuatan Asyur untuk menghukum orang Israel tetapi ia juga tahu bahwa kekuasaan dan kekuatan Asyur dibatasi pula oleh kekuatan Allah. Selain itu Yesaya juga menantikan seorang Mesias dari keturunan Daud (Pasal 7, 9, 11).

b.      Nabi Mikha 

Mikha berkarya pada masa pemerintahan Yotam (742-735 SM), Ahas (735-715 SM) dan Hizkia (715-687) dari Yehuda. Mikha diperkirakan hidup pada masa yang sama dengan Amos, Hosea dan Yesaya, tetapi yang paling dipercayai adalah dengan nabi Yesaya, ia memiliki hubungan rohani yang sedikit. Kemungkinan Yesaya adalah gurunya, pemberitaan mengenai keadilan sosial yang disuarakan oleh nabi Amos, mempengaruhi pewartaannya. Sebab ia melihat korupsi merajalela dalam kehidupan Israel Utara dan Israel Selatan, terutama dilakukan oleh para pemimpin keagamaan. Ada banyak tuan tanah yang menindas orang-orang  miskin, penyelewengan hukum dan ritual peribadatan yang tidak sungguh-sungguh.

Mikha menyuarakan mengenai ketidakadilan sosial yang terjadi di Yehuda dan memprotes kultus-kultus kepercayaan nabi palsu. Pewartaannya merupakan keluhannya terhadap para penguasa tanah yang menyalahgunakan hak  orang miskin dan tersisih, ia memperingatkan orang-orang yang merampas hak dan harta milik orang lain. Maka Tuhan telah merencanakan hukuman yang jera bagi mereka , pewartaan Mikha senada dengan nabi Amos, Hosea, dan Yesaya bahwa Tuhan akan memakai bangsa asing untuk menghukum Israel yang sudah berdosa (Mikha 3:12).

c.       Nabi Hosea

Nabi Hosea melaksanakan tugasnya sebagai nabi sekitar tahun 750 sSM, di kerajaan Utara. Ia berkarya pada masa yang sama dengan Amos dan Yesaya yaitu sekitar zaman  Uzia (781-740 SM0, Yotam (740-736 SM), Ahas (736-716 SM) dan Hizkia (716-687 SM) raja Yehuda yang sezaman dengan raja Israel, Yerobeam II (783-743 SM). Diperkirakan Hosea ikut berperang Siro-Efraim tahun 725 SM, ia mengalami masa-masa kekacauan menjelang kehancuran kerajaan dan kemungkinan pada saat peristiwa kehancuran Samaria pada tahun 722 SM. Tanda-tanda kehancuran itu telah tampak ketika banyak ibadah umat Israel bersifat lahiriah, pemujaan terhadap berhala. Ketidak percayaan kepada Allah.

Dasar pewartaan nabi Hosea adalah kasih Allah terhadap umat dan harapan agar Israel tetap menghayati kasih Allah yang membebaskan mereka dari Mesir. Dalam masa karyanya, ia mengecam pelanggaran keadilan dan penindasan bagi kaum tersingkir, menunjukkan bagaimana Israel melanggar perjanjian dengan Tuhan, dan ia menyerukan agar Israel kembali setia pada perjanjian mereka dengan Tuhan.

d.      Nabi Nahum

Nabi Nahum melaksanakan tugasnya sebagai nabi sekitar tahun 615SM pada saat ia berkarya, Israel berada dalam kekuasaan bangsa Asyur. Asyur melakukan banyak kekacauan di seluruh wilayah kekuasaannya termasuk di wilayah Yehuda. Raja-raja Asyur adalah raja yang suka berperang, sehingga Nahum secara sinis memberi gelar ‘raja jarib’ kepada mereka. Asyur (Niniwe) merupakan simbol segala kebobrokan mental dan moral kehidupan beragama, dan negara itu lama sekali menjajah Yehuda dan Israel.

Pewartaan Nahum menekankan pada kecongkakan, kesombongan, kekejaman dan penindasan yang dilakukan oleh bangsa Asyur. Hal ini merupakan dosa berat menghina kuasa Allah terhadap alam semesta ciptaan-Nya. Ia mewartakan bahwa pengkuman Yahweh ada akan segera datang bagi kota yang jahat itu. berdasarkan warnanya itu, membuat umat Israel (Yehuda) menjadi sadar dan lebih yakin bahwa Yahweh ada di pihak mereka. wartanya merupakan harapan, doa dan pujian dari umat Israel (Yehuda) kepada Allah.

 

Posting Komentar untuk "KORNOLOGIS BEBERAPA NABI DALAM PERJANJIAN LAMA"