Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TUGAS, FUNGSI, PANDANGAN TEOLOG MENGENAI NABI


3.                   Tugas dan fungsi

Tugas dan peranan pokok besar  panggilan kenabian, yang dapat dipelajari dari tradisi kenabian Perjanjian Lama  yakni: pertama , adalah untuk mengingatkan bangsanya, secara khusus Israel yang melupakan akan perjanjian (covenant) dengan Allah, dan melalui inilah seorang nabi menyerukan pertobatan. Kedua, seorang nabi juga menyampaikan ancaman hukuman atau bencana yang akan terjadi apabila bangsanya tidak bertobat, dan sebaliknya mereka akan menerima berkat jika bertobat. Ketiga, nabi juga berperan dalam menyampaikan masa depan, memberitahukan warta gembira, serta membangkitakan dalam hati umat, pengharapan akan Allah yang terjanji yang akan mendirikan kerajaan baru.

Melalui nabi Musa, akan diperoleh suatu gambaran yang lebih jelas mengenai peranan dan tugas nabi.  Nabi adalah juru bicara bagi Allah dengan panggilan khusus untuk menjadi duta Allah. Setiap nabi adalah “seperti Musa” dan sesuai dengan tujuh kriteria yang diberikan dalam pernyataan melalui Musa: (1) orang Israel, (2) dipanggil oleh Tuhan (3) dimampukan oleh Roh Kudus, (4) melayani sebagai juru bicara Allah, (5) otoritasnya adalah berbicara dalam nama Tuhan, (6) seorang gembala yang baik atas umat Allah, dan (7) membuktikan beritanya dengan tanda-tanda ajaib.

Sebagai narasumber tradisi profetis, Musa melihat kemuliaan penyataan diri Allah lebih banyak daripada semua orang lain dalam Perjanjian Lama (Keluaran 33:18,34:29-35). Musa berbicara dengan otoritas Allah, meragukan Musa berarti menentang  Tuhan. Musa berdoa bagi Israel, berbicara dengan tegas sebagai pembela di hadapan Tuhan, dan mendorong mereka untuk melihat melaumpai dirinya kepada Yahweh.

Musa bukanlah akhir dari penyataan ilahi, melainkan awal mata air dan gerakan profetis.Musa telah memberikan instruksi khusus tentang tugas, peran,dan nabi-nabi (nebi’im). Para nabi terdiri atas sekelompok pejabat-pejabat teokrasi yang dipakai Tuhan untuk menuntun komunitas kovenan bersama-sama kaum imam, raja-raja (Ulangan 17:14-20) kepemimpinan suku dan lokal. Para nabi, seperti halnya dengan kaum imam dan raja-raja, dipanggil dan dipilih Tuhan untuk melayani penjaga-penjaga kerajaan-Nya.

4.                   Pandangan Teolog Mengenai Nabi

Theophile J. Meek berpendapat bahwa dalam bernubuat nabi-nabi Israel kehilangan kesadaran dan hanyut dalam perasaan yang meluap-luap, terutama nabi generasi pertama. Dan kemampuan untuk keluar dari alam sadar dan hanyut dalam perasaan yang meluap-luap adalah ciri penting untuk mengakui keaslian seorang nabi.

Gustav Holscher memiliki keyakinan bahwa hampir semua aspek nubuatan nabi Israel meniru dari bangsa Kanaan.  Israel bukanlah negeri yang berdiri sendiri pada jamannya, yang bebas dari pengaruh bangsa-bangsa lain. Melainkan suatu bangsa di antara bangsa-bangsa lain yang saling mempengaruhi. Jadi, konsep praktik nubuat kenabian Israel tersebut telah meminjam dari bangsa-bangsa di sekitarnya. Pendapat Gustav ini, sama dengan apa yang disampaikan oleh Theodore H. Robinson.

 Sebaliknya, J. Lindblom berkeyakinan bahwa konsep nabi Israel tidak meniru bangsa Kanaan, tetapi yang lebih tepat adalah melakukan praktik nubuat karena seluruh dunia juga melakukannya.   Orang Israel juga sama dengan bangsa lain dan melakukan kegiatannya seperti bangsa lain. 

Abraham Heschel, dengan mengamati ayat-ayat Alkitab lebih mendalam, melihat nabi-nabi Israel sebagai orang yang unik dan tulisan mereka menempati kelas tersendiri.

Petersen beranggapan bahwa perkataan nabi merefleksikan berbagai peran profetis: (1) “pelihat” (ro’eh) – figur publik dan sosial, orang kudus, yang terintegrasi secara penuh ke dalam struktur masyarakat Israel, seperti dalam kasus Samuel;17 (2) “abdi Allah” (isha-elohim) – orang kudus yang berjalan berkeliling, yang disekitar sosoknya dikisahkan perbuatan-perbuatan ajaib Allah melalui dia, misalnya Elia dan Elisa dan (3) pelihat (hozeh) orang-orang yang pelayanannya sesuai dengan konsep nabi klasik dengan perhatian terhadap isu-isu moral.

 

Posting Komentar untuk "TUGAS, FUNGSI, PANDANGAN TEOLOG MENGENAI NABI"