Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KOMUNIKASI DALAM PERNIKAHAN KRISTEN



Komunikasi dalam Pernikahan

Komunikasi, melibatkan minimal dua orang. Sehingga ada hubungan timbal balik sehingga dapat menciptakan pengertian satu sama lain. Mau menerima, ketika pengertian itu tidak dimengerti oleh orang lain. Menjalin suatu hubungan dengan cara berhubungan melalui kata-kata atau tindakan. Kualitas komunikasi dengan Tuhan sangat menentukan kualitas komunikasi dengan sesama (pasangan). Terjalin hubungan yang baik dan harmonis diantara kedua belah pihak. Relasi dengan Tuhan merupakan kunci keberhasilan relasi dengan sesama (pasangan).

 

BEBERAPA PRINSIP PRINSIP KOMUNIKASI DALAM PERNIKAHAN

Untuk kehidupan dalam rumah tangga, komunikasi itu mutlak dibutuhkan. Tanpa komunikasi yang baik, maka hubungan itu tidak baik (membuktikan betapa pentingnya komuniasi itu). Namun sering kali diabaikan, sehingga kualitas komunikasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang seharusnya.

1.      Menjadi pendengar yang baik (Yakobus 1:19; Amsal 18:13)

Tidak akan ada kesepahaman jika tidak saling mendengar satu sama lain dengan baik (tidak asal-asalan) oleh sebab itu sangat perlu untuk mendengar semuanya dulu baru memberi jawab. Belajar untuk melakukannya, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama.

2.      Berkata jujur dan apa adanya (Matius 5:37; 1 Petrus 3:10)

Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak. Kegagalan dalam keluarga banyak terjadi karena perkataan yang tidak jujur. Jujur dalam segala hal, apa yang diketahui oleh suami harus diketahui istri sehingga tidak ada sesuatu yang tersembunyi/disembunyikan. Jaga lidah dan mulut, sehingga tidak mengatakan dusta. Tidak ada unsur penipuan dalam mulutnya.

3.      Berbicara sebagai orang yang menyampaikan Firman Allah (1 Petrus 4:11)

Setiap perkataan yang keluar dari mulut harus dijaga dan diperhatikan, apakah itu memuliakan Tuhan atau tidak. Apakah perkataan kita membangun atau menjatuhkan orang. Setiap perkataan yang keluar dari mulut kita harus memberkati semua orang. Bercanda juga jangan terlalu berlebihan. Tidak asal ngomong. Pikirkan apa yang kamu katakan dan katakan apa yang sudah kamu pikirkan, sehingga setiap perkatan itu membangun satu sama lain. Kata-kata itu penuh kuasa.

4.      Perkataan yang meredakan kegeraman (Amsal 15:1)

Memberikan jawaban lemah lembut, kadang kala intonasinya rendah dan juga tingi. Supaya  bisa timbul  keharmonisan.

5.      Perkataan yang baik baik pada waktu yang tepat (Amsal 15:23, 16:24, 25:11)

Perkataan yang baik pun kita harus melihat waktu yang tepat. (misalkan menegur seorang anak, jangan di depan hukum).

 

GAYA KOMUNIKASI YANG TIDAK SEHAT

Seringkali seseorang tidak menyadari bahwa ia menerapkannya setiap hari.

Komunikasi yang baik akan memelihara relasi dari segala konflik. Sebaliknya, komunikasi yang buruk akan menghasilkan banyak konflik.

1.      Si penganggap

a.       Menggangap orang lain pasti tahu

Hasilnya sering membuahkan kekecewaan dan kemarahan. Asumsi bahwa orang lain sudah tahu, apa yang ada didalam hatinya harus diungkapkan sampai satu sama lain paham.

2.      Si sepenggal

a.       Merasa sudah mengatakannya

Hasilnya terjadi kesalahpahaman. Tidak mendengar dengan baik, dan tidak mengkonfirmasi lagi. Sehingga sering tidak nyambun, karena tidak tuntas menyampaikan dna tidak tuntas untuk mendengar. Butuh waktu dalam hal ini.

3.      Si peremeh

a.       Menganggap orang lain susah mengerti

Orang lain merasa diremehkan dan hasilnya orang malas berkomunikasi dengannya. Bisa menjadi sumber masalah yang serius, dimana ia meremehkan orang yang diajak bicara.

4.      Si penyayang

a.       Berkata manis dan selalu mengiyakan saja

Bisa terjadi apa yang dimulut dan dihati berbeda. Akibatnya relasi ini dangkal dan berpotensi ada yang tidak dapat dipercaya. Relasinya tidak kuat.

5.      Si pelupa

a.       Saya tidak mengatakannya

Seringkali lupa pada perkataanya. Akibatnya orang cenderung tidak mempercayainya.

6.      Si pendebat

a.       Bertanya untuk melindungi diri

Apa benar saya berkata demikian? Bagaimana dengan dirimu? Koreksi diri dong? Akibatnya orang lain tidak nyaman dan menganggpnya hanya cari masalah.

7.      Si tameng

a.       Ya sudah saya yang salah

Cenderung mengalah untuk menghindari keributan. Namun akibatnya orang yang salah merasa diri benar.

 


1 komentar untuk "KOMUNIKASI DALAM PERNIKAHAN KRISTEN "