Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KONSEP PENDERITAAN MENURUT KITAB AYUB DAN RELEVANSINYA BAGI ORANG PERCAYA

 






KONSEP  PENDERITAAN MENURUT KITAB AYUB DAN RELEVANSINYA BAGI ORANG PERCAYA

 

I.                    APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENDERITAAN MENURUT KITAB AYUB

A.      PENGANTAR KITAB AYUB

Kitab Ayub adalah salah satu kitab tanakh yang merupakan bagian dari Perjanjian Lama, kitab ini merupakan kitab pertama dalam kitab puisi. Nama Ayub atau disebut juga Yob (Yobe) yang berarti permusuhan dalam bahasa Ibrani. Kitab Ayub adalah salah satu kitab yang paling sulit dipahami, banyak dilakukan berbagai eksegesis atas Kitab Ayub sehingga didapat gambaran bahwa Kitab Ayub menerangkan kehadiran kuasa jahat sementara Allah yang baik juga ada. Ayub menggambarkan upaya untuk mengajarkan supaya orang benar hidup dengan benar, tetapi pada saat yang sama juga menggambarkan dengan sinis tentang hidup yang benar itu.  Kitab Ayub dalam Perjanjian Lama merupakan bagian dari kita-kitab hikmat, penulis kitab ini tidak diketahui oleh siapa pun atau kapan dituliskan dengan pastinya, bisa dikatakan bahwa kitab ini unik. Kitab ini berlatar belakang zaman leluhur yaitu orang Ibrani, Ayub adalah seorang yang kaya raya dan memiliki banyak ternak.[1] Banyak tafsiran yang mengatakan bahwa penulis Kitab Ayub adalah seorang Yahudi yang setia.[2]

Persoalan yang paling nyata dalam Kitab Ayub adalah penderitaan orang benar.[3] Kitab Ayub menceritakan riwayat seorang laki-laki yang makmur dan berperilaku baik dimana dia adalah seorang yang saleh dan jujur;takut akan Tuhan dan menjahui kejahatan (1:1) namun dengan gaya hidupnya yang seperti itu ia mengalami penderitaan yang hebat, seperti: anak-anaknya meninggal, kedudukan dan seluruh hartanya habis. Keadaan yang dialami oleh Ayub tidaklah membuat dia untuk menyalahkan Tuhan, namu dia mengerti bahwa Allah berdaulat dalam kehidupannya. [4]

 

B.      STRUKTUR ISI KITAB AYUB[5]

1.      Pasa 1-2: Sidang Ilahi

Setan mencobai Ayub, walaupun menderita, Ayub tetap setia kepada Allah.

2.      Pasal 3-27: Perdebatan antara Ayub dengan kawan-kawannya, yaitu Elifas, Zofar, dan Bildad. Teman-temannya mengatakan bahwa Ayub menderita karena dosa-dosanya.

3.      Pasal 28-31: Ayub membela diri bahwa ia tidak bersalah

4.      Pasal 32-37: Elihu, teman yang keempat, muncul dengan berkata Allah memberikan penderitaan supaya orang tersebut bertobat.

5.      Pasal 38-42: Allah memberi jawab dan dan memulihkan keadaan Ayub.

 

C.      KONSEP PENDERITAAN

1.      Pengertian Penderitaan secara umum

Penderitaan berasal dari kata derita, dimana kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Jadi dapat xdisimpulkan bahwa penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat dirasakan oleh manusia, setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan secara fisik maupun batin. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati.

2.      Pengertian Penderitaan dalam Kitab Ayub

a.       Menurut Iblis

Iblis berpendapat bahwa penderitaan adalah alatnya untuk menjauhkan atau memisahkan orang percaya dari Allah (Ayub 1:9-11), dimana iblis berpendapat Ayub bisa hidup saleh karena Allah melimpahinya dengan kebahagian dan harta yang banyak, ketika Allah berhenti memberkati Ayub maka dia akan berhenti menyembah Allah. Dalam Ayub 2:4-7 ketika iblis melihat bahwa derita yang dialami oleh Ayub tidak berhasil membuat Ayub mengutuki Tuhan, maka inlis menambah penderitaan Ayub, dimana iblis memakai isteri Ayub untuk menyuruh mengutuki Allah. Tetapi walaupun demikian Ayub tetaplah menyembah Tuhan

b.      Penderitaan menurut teman-teman Ayub

Teman-teman Ayub berpendapat sesuai dengan konsep-konsep mengenai penderitaan yang berkembang pada waktu itu dimana penderitaan adalah hukuman dari dosa/orang yang menderita adalah karena kesalahan yang diperbuatnya.

Konsep mereka terhadap penderitaan Ayub adalah:

·         Bencana atau penderitaan tidak datang dengan sendirinya (5:5-7). Tetapi kalau orang mengalami kesusahan itu diakibatkan oleh dosanya sendiri (10:14-15).

·         Penderitan sebagai teguran Allah adalah suatu kebahagiaan (5:17-23), karena Tuhan menyediakan pertolongan.

·         Kefasikan sebagai sumber penderitaan (15:20-28).

·         Dosa membawa penderitaan dan penghukuman dari Allah (22:1-5, 23-28), jalan keluarnya adalah dengan bertobat.

·         Penderitaan datang sebagai akitab melupakan Allah (8:1-5, 13), selain ketiga sahabatnya yang pertama Elihu juga memberikan pernyataan tentang penderitaan yang walaupun konsepnya hampir sama dengan ketiga sahabatnya yang lain.

·         Bahwa dalam segala yang dialami manusia Allah tidak berbuat curang. Apa yang dilakukan Allah kepada seseorang setimpal dengan apa yang diperbuat orang tersebut (34:10-12). Tuhan tidak pernah memandang rupa dalam menjatuhkan penghukuman.

·         Tujuan penderitaan yang dialami seseorang adalah jalan kepada pertobatan. Sesungguhnya Allah itu mulia (36:220 dan jalan yang dipilih Tuhan untuk seseorang itu sungguh sempurna. Seseorang kadang kala harus mengalami kesengsaraan supaya dia sadar akan kesalahannya, Elihu berpendapat penderitaan itu seringkali sebagai jalan menuju pertobatan (36:11-16).

 

 

 

c.       Penderitaan menurut Ayub sendiri

Pendapat Ayub tentang penderitaannya adalah:

·         Penderitaan itu datangnya atas seizin Allah. Dia percaya segala sesuatu yang baik maupun penderitaan itu datang atas seizin Allah. (Ayub 1:21).

·         Kehidupan manusia adalah suatu pergumulan. Dalam 6-10 Ayub mengungkapkan pendapatnya tentang hakekat hidup manusia. Manusia hidup dalam berbagai pergumulan, hidupnya penuh dengan kesusahan, manusia membutuhkan tempat perlindungan. Dalam hal ini Ayub juga mengungkapkan keputusannya menghadapi pergumulannya, sehingga ia mengatakan kalau bisa secepatnya mati (7:15).

·         Ada maksud Allah dalam penderitaan yang dialaminya, dimana Ayub memberikan pernyataannya dalam pasal 9-10, 11-17 dia mengemukakan pendapatnya tentang makna penderitaan sekaligus mengungkapkan pembenaran dirinya. Ayub menyadari bahwa hikmat Allah tidak terbatas, dan penderitaan yang dialaminya ada dalam rancangan hikmatAllah.

·         Allah akan menolong dan membebaskan manusia dari penderitaannya (Ayub 19:25-27), Allah akan bangkit untuk menolong dari kesesangraannya.

 

d.      Penderitaan dan Allah

Berikut ini adalah beberapa poin yang dapat disimpul mengenai hubungan Allah hubungan Allah dengan penderitaan orang benar (khususnya Ayub).

·         Tuhan bukan penyebab penderitaan manusia (Ayub). Penderitaan itu terjadi atas sizin Tuhan, dalam permulaan kitab ini, dalam dialog antara Tuhan dan iblis, Allah mengizinkan manusia mengalami penderitaan sampai batas tertentu. Penderitaan yang dialami manusia bisa terjadi karena Tuhan mengizinkan hal itu terjadi.

·         Ada maksud Tuhan dalam penderitaan manusia. dalam pasal 38-39 Tuhan bertanya kepada Ayub, tentang apa yang dipikirkannya. Manusia seringkali mengandalkan persaannya pada saat mengalami kesusahan, sehingga tidak mampu memahami rencana Allah dalam kehidupannya. Tuhan merancangkan banyak kebaikan dalam penderitaan manusia. dari sudut pandang Allah penderitaan adalah salah satu cara supaya manusia menyadari posisinya dihadapan Allah. Sama halnya seperti Ayub lewat penderitaan yang dialami pada akhirnya mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan (Ayub 42:1-6) Ayub menyadari posisinya dihadapan Allah dan merendahkan diri kepada Tuhan.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu dan tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan, tetapi ada rencana Tuhan didalamnya. Oleh sebab itu orang percaya dapat belajar dari pengalaman Ayub, penting melakukan refleksi diri dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan dapat memahami penderitaan yang dialaminya. [6]

 

II.                 APA MANFAAT PENDERITAAN UNTUK MASA SEKARANG

1.      Penyebab Penderitaan

a.       Manusia bisa menderita karena dunia sudah dipenuhi oleh dosa sehingga memerintah hati manusia.

b.      Manusia menderita karena kebodohan sendiri, sehingga menuai apa yang ditabur (Galatia 6:7-9).

c.       Manusia menderita karena Allah ingin mendisiplinkan hidup, karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya (Ibrani 12:6).

d.      Manusia menderita karena iman yang dimiliki (menderita karena kebenaran) 2 Timotius 3:12.

 

 

2.      Manfaat Penderitaan

Bagi saat ini penderitaan harus dipahami sesuai dengan perspektif Allah, supaya tidak selalu menyalahkan Tuhan akan segala sesuatu yang terjadi khususnya tentang penderitaan. Pada masa sekarang harus dipahami maksud dan tujuan penderitaan terjadi yaitu :

a.        menderita sebagai suatu kesaksian (2 Timotius 2:8-10, 2 Korintus 4:12-13, 1 Petrus 3:13-17), dimana lewat kesaksian nama Tuhan dipermuliakan (Ayub 1-2, 1 Petrus 4:16).

b.      Menderita sebagai sarana mengembangkan kemampuan dan simpati dalam menghibur orang lain (2 Korintus 1:3-5).

c.       Menderita sebagai alat untuk menghindari kesombongan (2 Korintus 12:7).

d.      Menderita sebagai sarana latihan yaitu untuk belajar taat (Ibrani 5:8).

e.       Menderita sebagai sarana menghasilkan relasi dengan Tuhan, dimana penderitaan dirancang supaya setiap orang bisa berjalan dengan kekuatan Tuhan (2 Korintus 11:24-32, Efesus 6:10).

f.        Menderita untuk menyatakan hidup dan sifat Kristus (2 Korintus 4:8-11).

 

III.               RELEVANSI PENDERITAAN BAGI ORANG PERCAYA

Pada masa kini, penderitaan haruslah menjadi bagian dari anugerah Allah atas hidup manusia, sekalipun mengetahui jawaban mengapa ada penderitaan penting, namun hal yang paling esensial adalah berjumpa dengan Tuhan dalam penderitaan itu (seperti halnya dengan Ayub). Oleh sebab itu setiap orang percaya haruslah merenungkan dan memahami bahwa penderitaan yang terjadi dapat dihadapi dengan iman kepada Allah yang penuh anugerah, bahkan di saat manusia tidak mempunyai alasan logis atau rasional untuk percaya. Penderitaan orang benar terkadang sangat sulit ditemukan penyebabnya, tetapi yang terpeting adalah penderitaan yang sedang dialamioleh seseorang akan memperdalam relasi antara orang yang mengalami penderitaan dengan Allah. Karena sering sekali dengan adanya penderitaan membuat seseorang sadar bahwa yang terpenting dalam hidup adalah kehadiran Allah. 

Situasi yang dihadapi oleh manusia yang dianggap sebagai keputusasaan dan penderitaan bukan untuk dihindari dan diratapi, melainkan untuk dihadapi. Bahkan sessuatu yang secara umum dipandang sebagai penderitaan bisa saja merupakan anugerah Allah yang terselubung, yang sangat sulit dipahami oleh logika manuisa. “Sikap Ilahi terhadap manusia ternyata melampaui pemikiran-pemikiran manusia yang selalu di klaim kepastiannya: Allah pasti seperti begini, pasti (tidak) begitu. Tindakan Allah atas hidup manusia tidak dapat diduga, tidak dapat diprediksi, tidak dapat diatur menurut kehendak dan keinginan hati manusia.[7] Manusia/orang percaya mungkin tidak menemukan alasan dari penderitaanya, tetapi kita harus memiliki pemikiran bahwa di balik penderitaan yang terjadi ada maksud Allah dan semua itu untuk mendatangkan kebaikan bagi hidup walaupun sangat sulit untuk dimengerti.

 

 

KESIMPULAN

Pada dasarnya, penderitaan adalah segala sesuatu yang menyakitkan dan menggangu, tetapi yang perlu dipahami dalam rancangan Allah penderitaan adalah sesuatu yang menuntut setiap orang untuk berpikir. Dimana penderitaan adalah alat yang dipakai Allah untuk mencapai maksud-Nya dalam setiap kehidupan manusia. Dalam setiap penderitaan yang terjadi Allah ingin menunjukkan kedaulatan-Nya.



[1] Handbook to the Bilbe, 358

[2] Yayasan Komunikasi Bina Kasih Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Maleakhi, (1985) hlm 67

[3] Bullock  C. Hassel, Kitab-kitab puisi dalam Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2014) hlm 92

 

[5] Dr. J. Blommendaal, Pengantar Perjanjian Lam, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001) 152

[6] Stevanus, Kalis, Kesadaran akan Allah melalui Penderitaan berdasarkan Ayub 1-2, Dunamis:Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 3.2 (2019) 111-134

[7] Joas Adiprasetya, Raja Yang Menderita, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012) 78

Posting Komentar untuk "KONSEP PENDERITAAN MENURUT KITAB AYUB DAN RELEVANSINYA BAGI ORANG PERCAYA "