Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SURAT EFESUS


 

RINGKASAN SURAT EFESUS

  1. KEOTENTIKAN

Surat ini pada abad ke-19 dipermasalahkan bahwa bukan Paulus yang menulis surat ini. Namun dengan bukti internal bahwa salam yang diberitakan dalam surat ini identik dengan cara penulisan Paulus di surat-suratnya yang lain. Secara eksternal surat Efesus yang disebut surat Laodikia diterima orang-orang pada tahun 140 M sudah diakui bahwa surat ini ditulis oleh Paulus. Dari struktur penulisan surat ini sama dengan surat-surat yang lainnya yang Paulus tulis, keserupaan bahasa dan gaya tulisan, dan dengan membandingkan surat Efesus dengan surat Kolose yang diakui oleh bapak-bapak gereja penulis sahnya adalah Paulus. Keserupaan theology, hampir semua yang tertuang dalam surat ini merupakan ciri khas Paulus dalam membuat surat-surat bagi jemaat, dan surat ini bisa disebut mahkota surat-surat Paulus. Data sejarah sulit dicari untuk dapat mengkonstruksikan bukti Paulus yang menulis, namun dari data sejarah dapat diambil kesimpulan bahwa surat ini ditulis di awal sejarah gereja karena tidak disinggung mengenai penataan gerejawi, tidak disinggungnya mengenai penganiayaan jemaat yang mengindikasikan bahwa surat ini ditulis pada masa para rasul.

Pandangan melawan kepenulisan Paulus dikelompokan menjadi 4 yaitu:

  1. Keberatan bahasa dan gaya bahasa, dimana para teolog yang meneliti surat ini bahwa ada kosakata yang bukan khas Paulus yang biasa ditulis di surat-suratnya, seperti kata diabolos, kata depan ek dan kata muncul dengan tidak wajar bagi Paulus dan unsur kata baru tersebut berkaitan erat dengan Lukas-Kisah Para Rasul, 1 Klemens, 1 Petrus, dan Ibrani yang ditulis di akhir abad pertama. Dan ada pandangan bahwa penulis surat ini adalah penerus Paulus yang menulis pengantar bagi kumpulan tulisan Paulus.

  2. Keberatan gaya penulisan, kembali dengan mempertimbangkan kosakata yang ada di surat Kolose memiliki kesamaan dengan surat Efesus, dengan menimbang kemampuan Paulus dalam menulis tidak mungkin ia mengulang kata dan frasa, tetapi dengan makna yang berbeda. Ada keserupaan surat ini dengan Injil Yohanes, ada pribadi yang menulis surat ini karena mengagumi sosok Paulus sehingga dalam kata-katanya terdapat keganjilan menurut Mitton frasa “kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus”, memang kamu telah mendengar tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah yang dipercayakan kepadaku.” “…rahasia Kristus.” (3:2, 4, 8) yang dianggap oleh para teolog ini adalah tulisan orang lain yang berusaha untuk menjadi seorang Paulus asli. 

  3. Keberatan Historis, dengan melawan teori mengenai bukti eksternal Paulus yang menulis surat ini, mereka menganggap bahwa penulisan memakai nama samaran itu merupakan praktek yang umum pada zaman itu, mereka menyamakan dengan surat-surat/kitab Perjanjian Baru seperti surat 2 Petrus,Yudas, Yakobus, Wahyu, 1 Petrus, dan surat-surat penggembalaan. Dan salah satu faktor sejarah terkuat yang dianggap melawan kepenulisan Paulus adalah status kontroversi antara orang-orang Yahudi dan non-Yahudi, dimana di surat ini terlihat bahwa kontroversinya telah selesai, sementara di surat-surat yang lain masih berlanjut. Dan disimpulkan bahwa kontroversi ini tidak mungkin selesai semasa Paulus masih hidup.

  4. Keberatan doktrinal, keberatan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

  1. Adanya perbedaan pengajaran Paulus tentang doktrin gereja,

  2. Kristologi Paulus di surat ini dianggap lain dari yang lain,

  3. Pengajaran sosial Paulus di Surat Efesus juga dianggap berbeda.







Pembelaan terhadap Kepenulisan Paulus

Dengan memulai bahwa bukti eksternal adalah bukti yang kuat untuk membela kepenulisan Paulus, karena bukti eksternal tidak menguntungkan bagi teori yang menolak kepenulisan Paulus, jadi dengan menggunakan bukti internal yang lebih kuat, teori yang menerima Kepenulisan Paulus dapat melawan teori yang menolak kepenulisan Paulus.

  1. Pembelaan bahasa dan gaya bahasa, tidak ada alasan bagi Paulus untuk tidak dapat menggunakan kosakata baru dalam penulisan suratnya. Perbandingan kosakata dengan kitab-kitab akhir abad pertama hanya akan menjadi batu sandungan bagi mereka yang yakin bahwa kitab-kitab ini baru ditulis di akhir abad pertama, karena hanya 1 Klemens yang bisa dipastikan ditulis pada penghujung abad pertama.

  2. Pembelaan gaya penulisan, seorang peniru tentu saja berusaha untuk mencari ayat yang paralel dan mencari kesamaan Surat Efesus dengan Surat-surat yang lain, dan Surat Filipi yang dipakai sebagai contoh untuk perbandingan berarti terlalu menyederhanakan suatu proses yang sangat rumit. Dan bisa jadi Paulus menulis surat ini sedang diliputi oleh kesan yang mendalam akan anugerah Allah, hingga masuk akal bila ia merendahkan diri. Dan ia tidak sedang mengevaluasi diri namun terlihat seperti memuji diri karena pemahaman yang ia dapati telah dinyatakan oleh Allah kepadanya. Dan tidak mungkin seorang penipu begitu mengagumi dan menghargai Paulus yang begitu terkesan di Surat Efesus ini.

  3. Pembelaan historis, pembelaan mengenai kontroversi Yahudi dan non-Yahudi adalah bahwa kita tidak dapat membuat deduksi mengenai ada atau tidaknya kontroversi di surat-surat Paulus yang mana pun. dan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti a) mungkinkah seseorang akan menyebut non-Yahudi dengan memakai istilah “tembok pemisah” setelah tahun 70 M, saat Yerusalem hanya tinggal puing-puing? b) mungkinkah pada tahun 70 M selain Paulus dapat memahami hak istimewa orang Israel, dapat berkata seperti itu? c) mungkinkah Paulus mengatakan hal ini jika yang ia paparkan adalah penyatuan Yahudi dan non-Yahudi yang bersifat ideal dan bukan yang telah terealisasi?, dapat membantah teori tersebut.

  4. Pembelaan doktrinal, mereka yang menolak kepenulisan Paulus berusaha untuk mencari bukti untuk mendukung teori mereka, namun karena begitu sulit jadi mereka membuat pernyataan bahwa bukti-bukti yang ada dibahas sebagai bagian kesatuan bukan satu per satu.

Kesimpulan bagi Pembahasan akan Kepenulisan Paulus 

Tidak ada bukti yang berbobot untuk menolak kepenulisan Paulus dengan dukungan bukti eksternal dan internal. Walau bagi beberapa teolog memakai nama samara dalam menulis merupakan hal yang lazim di antara orang Kristen mula-mula, namun tidak mungkin apabila ada seseorang yang menyamarkan dirinya sebagai Paulus lalu suratnya diterima oleh jemaat dibandingkan Paulus sendiri yang menulis suratnya. Dan apabila Paulus menyuruh seorang sekretarisnya untuk menulis Surat Efesus sangat sulit diterima karena sekretaris tersebut akan sulit untuk memiliki semua surat Paulus yang dirujuk di Surat Efesus, jenis tulisannya tidak memiliki keserupaan namun hanya akan terlihat seperti pengalimatan, dan sulit untuk menemukan motif yang memadai mengapa Paulus memakai prosedur seperti ini.


  1. PENERIMA SURAT

Surat ini bisa jadi diterima oleh jemaat di Laodikia walau tidak ada bukti manuskrip yang mengganti Efesus dengan Laodikia. Mungkin juga penerimanya adalah orang-orang kudus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus yang mengacu pada bahwa surat ini merupakan surat edaran bagi jemaat Kristen di Asia dan provinsi lain. mungkin juga surat ini merupakan kata-kata terakhir Paulus karena ia sedang dalam penjara, karena bisa jadi ia mau meringkas doktrinnya, namun hal ini sulit diterima karena alamat surat ini untuk jemaat universal, meski rujukan pribadi memang tidak jelas. Mungkin juga penerima surat ini adalah corpus Paulus walau tidak jelas dan tidak masuk akal untuk menerima teori ini karena surat ini tidak seluruhnya benar merupakan kesimpulan dari doktrin Paulus. Mungkin juga surat ini merupakan surat pemaparan filsafat agama bagi semua dunia Kristen dengan disponsori oleh jemaat Efesus, namun tidak ada bukti yang kuat untuk hal ini.

Jadi sulit untuk menentukan kepada siapa Paulus menulis Surat Efesus karena begitu sulit untuk menyimpulkan dari berbagai pandangan yang terlihatnya benar dan memiliki bukti yang memadai, jadi sementara dapat disimpulkan bahwa penerima surat ini adalah seperti hal yang diatas.


  1. TUJUAN PENULISAN

Memberi doktrin mengenai Kristologi dengan latar belakang tanpa ada gangguan dari pihak lain.


  1. PENANGGALAN

Surat ini ditulis pada tahun 53-60 M dalam masa pemenjaraan Paulus di Roma tepat bersamaan dengan penulisan surat Galatia, dengan bukti bahwa Paulus sedang dipenjara (Ef. 3:1; 4:1), dengan dugaan bahwa kedua surat tersebut memiliki hubungan.


Terima kasih Tuhan memberkati.


Posting Komentar untuk "SURAT EFESUS"