Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Harga Diri 2- Ringkasan Buku How To Respect My Self

 




Kesalahpahaman dan Bias tentang Harga Diri

Kesalahpahaman tentang harga diri sering kali terjadi akibat kekacauan konsep. Masih banyak orang beranggapan bahwa informasi yang salah sebagai jawaban benar walaupun telah mengetahui dasar-dasar psikologi lewat buku. Apa saja kesalahpahaman paling umum seputar harga diri?

Harga Diri Berasal dari Orangtua

Metode pengasuhan orangtua atau perlakuan yang diterima ketika kecil sangatlah penting. Meskipun demikian, harga diri tidak bisa disalahpahami murni akibat pengaruh orangtua. Banyak yang menganggap bahwa seseorang merasa rendah diri karena kurang kasih sayang orangtua. Anggapan ini hanya akan memperbesar perselisihan di antara keluarga. Kalaupun orangtua meminta maaf, hal itu tidak serta-merta akan mengubah segalanya. Pemulihan harga diri harus dimulai dari diri sendiri.

Rendah Diri karena Kurang Pujian

Ungkapan 'bahkan ikan paus pun menari ketika dipuji" pernah populer di satu waktu di Korea Selatan. Namun, kita tidak bisa mengartikan bahwa pujian itu selalu baik. Pujian yang salah bisa menumbuhkan perasaan hampa. Hasrat dan ilusi tentang pujian pun hanya akan mengundang rasa malu.

Harga Diri Jaminan Bahagia

Harga diri bukanlah emosi. la memang terkait dengan emosi, tetapi lebih tepatnya berada di ranah akal. Saat harga diri pulih, kita tidak lantas merasa seperti berjalan di atas awan dengan perasaan meletup-letup. Kita hanya akan menjadi lebih berani, tidak bereaksi secara sensitif terhadap penilaian orang lain, tidak remuk di akhir pekan setelah lelah selama seminggu, dan tidak akan menyia-nyiakan Minggu malam untuk mencemaskan Senin pagi.

Pemulihan Harga Diri Mengakibatkan Narsisme

Tujuan pemulihan harga diri bukanlah untuk memiliki apa yang disebut 'kepercayaan diri yang tak berdasar" atau menjadi manusia egois. Orang yang menilai dirinya terlalu tinggi seperti ini disebut memiliki "gangguan kepribadian narsistik (narcisistic personality disorder). Dari luar mereka terlihat congkak, tetapi sebenarnya mereka sangat takut dipermalukan. Dengan memulihkan harga diri, kita justru dapat menerima dan mengakui kesalahan diri sendiri. Kita juga akan memperoleh energi untuk menerima diri apa adanya dan berkembang kemudian.

Benarkah Harga Diri Dapat Pulih?

Harga diri adalah setinggi apa penerimaan terhadap diri sendiri. Pikiran dan pandangan ini sangat dipengaruhi oleh emosi sehingga bersifat mengalir dan berubah-ubah setiap saat. Perasaan pun akan menjadi berbeda seiring dengan perubahan tersebut. Seperti halnya ketika kita naik rollercoaster. Deg-degan saat naik dan ketakutan saat meluncur turun. Seseorang dapat mengatasi perubahan perasaan ini dengan baik ketika harga dirinya membaik. Ia tidak akan ketakutan saat turun karena tahu telah menggunakan sabuk pengaman dan kemungkinannya untuk jatuh sangat kecil. Begitu juga ketika naik. Ia sudah bersiap-siap karena tahu akan segera turun lagi.

Sama halnya dengan hubungan interpersonal. Guncangan akibat kritikan dari sekitar tidak akan berlangsung lama. Ia tidak akan bertingkah sensitif seakan urusan hidup dan matinya terletak pada harga dirinya. Nama baik akan mengekor dengan sendirinya bila harga diri sehat. Kesimpulannya, harga diri dapat dipulihkan. Hanya saja. rentang waktunya berbeda-beda bagi setiap orang Kita juga mungkin akan kerap berkecil hati karena prosesnya tidaklah mudah. Namun yang pasti, harga diri bisa pulih jika kita berusaha.

Proses pemulihan harga diri mirip dengan proses naik sepeda. Harga diri bergerak terus seperti sepeda. Setelah menaikinya, kita akan memahami proses menjaga keseimbangan, - mengendalikan setang, dan memutar roda. Kita naik sepeda sendirian, tetapi tidak demikian saat baru betajar cara menaikinya. Bahkan orang dengan saraf motorik di atas rata-rata dan indra keseimbangan luar biasa sekalipun membutuhkan bantuan seseorang di sampingnya. Harus ada seseorang yang membimbing atau memegangi. Kini, saya akan berusaha memandu Anda sedetail mungkin. Bagaimana bentuk 'sepeda' ini dan bagaimana agar bisa menaikinya dengan baik. Saya juga akan membahas bagaimana caranya agar tidak jatuh, cara jatuh yang aman, dan alat-alat pengaman yang harus dipasang.

Saat belajar bersepeda, kita pasti akan jatuh berulang kali. Orang yang sudah belajar lebih dari 30 tahun saja terkadang masih bisa jatuh dan terluka. Namun demikian, ketika kita tahu Cara kembali naik dan cara mengobati luka maka kita tidak akan takut lagi bersepeda. Kita akan semakin ingin mengayuh dan menikmatinya. Saya percaya pembaca buku ini pun akan seperti itu

 

Joko Prasetyo
Joko Prasetyo Pendiri dan Admin pikirankristen.com

Posting Komentar untuk "Pentingnya Harga Diri 2- Ringkasan Buku How To Respect My Self"